Terkait Pupuk Petani Didorong Lebih Mandiri
12 Mar 2010
* Media Indonesia
* Nasional
MENYONGSONG penaikan harga pupuk kimia hingga 50%, para petani di daerah didorong untuk tidak bergantung pada penggunaan pupuk anorganik tersebut.Pada April mendatang, penaikan harga pupuk urea hingga 50%, dari Rpl.200 per kg menjadi Rpl .800 per kg. Hal itu membuat Kontak Tani NelayanAndalan (KTNA) Banyumas, Jawa Tengah dan Cirebon, Jawa Barat, mendorong petani untuk beralih menggunakan pupuk organik.
Pemerintah juga secara berkala akan mencabut subsidi pupuk sampai total, tidak ada subsidi pada 2014 mendatang. "Jadi, petani harus mempersiapkan diri mulai sekarang," ujar Ketua KTNA Banyumas Muntohar, kemarin.Untuk itu, para petani perlu terus dibimbing meninggalkan pupuk an organik secara bertahap. Karena sebetulnya pupuk organik lebih murah dan mampu menjadikan tanah lebih subur.Petani memang mulai banyak yang beralih menggunakan pupuk organik, karena dirasa lebih irit. Sebab, setiap kg pupuk organik hanya dijual Rp500.
Dajam menyikapi penaikan harga pupuk, petani di Madiun, Ponorogo, dan Ngawi, Jawa Timur, mulai mengurangi penggunaan pupuk urea dan berangsur-angsur berganti dengan pupuk organik.Ketua KTNA Kabupaten Madiun, Suharno, mengatakan penggunaan pupuk urea dikurangi dari yang biasanya 5 kuintal per hektare menjadi hanya 3 kuintal untuk setiap hektarenya.Sebagai gantinya penggunaan pupuk organik ditingkatkan dari yang biasa 2,5 kuintal menjadi 4 kuintal hingga 5 kuintal per hektare. Sebanyak 22.500 petani di Madiun bersiap untuk beralih menggunakan pupuk organik.Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kalimantan Barat menolak penaikan harga eceran pupuk. Berbeda halnya dengan petani di NTT, masih mencari format yang tepat untuk mengurangi beban petani.Dari Medan, dilaporkan 12 kabupaten/kota di Sumatra Utara justru belum menerima pupuk bersubsidi. (Tim/N-2)
Kamis, 11 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar